
|

http://invite.msg.yahoo.com/invite?op=accept&intl=us&sig=V0Sbv6kK1h3YRsdmx.ztnuG9l0u1qFI9BKODZm98uw--
seng penting bareng dan rukun brooo!!!
|
Kontaminasi sering terjadi dalam berbagai kegiatan. Komponen yang menjadi penyebab kontaminasi sangat beragam, baik berupa benda mati maupun mahluk hidup. Dalam mikrobiologi perikanan, kontaminasi umumnya disebabkan kehadiran mikroba yang tidak diharapkan. Satu hal yang perlu diingat bahwa keberadaan mikroba bersifat universal sehingga mereka akan mengkontaminasi apapun. Ikan dan produk perikanan dapat mengalami kontaminasi oleh mikroba yang tidak diinginkan kehadirannya. Tidak hanya ikan, apabila hendak mengisolasi mikroba untuk dipelajari lebih detail, satu yang harus dilakukan adalah mencegahnya dari kontaminasi. Semua mikroba harus dibuang atau dimusnahkan dari ikan dan peralatan atau media yang akan digunakan untuk menangani mikroba. Hal ini dilakukan untuk mengeliminasi atau mengurangi kemungkinan kontaminasi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi terjadinya kontaminan adalah sterilisasi, baik terhadap bahan, peralatan atau pekerja yang terlibat. Sterilisasi ditujukan untuk membunuh semua mikroba pencemar, baik mikroba menguntungkan maupun merugikan. Sterilisasi yang baik dapat mencegah tumbuhnya mikroba lain yang tidak diharapkan dalam bahan yang telah disterilisasi. Teknik sterilisasi yang digunakan berbeda antara satu dengan lainnya, tergantung dari jenis material yang digunakan. Pada umumnya proses sterilisasi dapat dilakukan secara kering dan basah sesuai dengan jenis bahan yang akan disterilisasi. Untuk peralatan yang terbuat dari logam dan gelas tahan panas dapat dilakukan sterilisasi kering. Bahan yang tidak tahan panas, seperti media kaldu dan media agar, proses sterilisasinya dilakukan secara basah. Bahan berbentuk cair seperti larutan gula, garam fosfat, ammonium, trace metal, vitamin, dapat disterilisasi menggunakan pemanasan dan penyaringan. Sterilisasi kering dilakukan dengan menggunakan api atau oven. Proses sterilisasi menggunakan api berlangsung dalam sangat singkat. Suhu api yang tinggi dapat membunuh mikroba pencemar dalam waktu singkat. Salah satu contoh proses sterilisasi menggunakan api adalah sterilisasi ose sewaktu akan digunakan untuk memindahkan mikroba. Contoh lainnya adalah sterilisasi tabung reaksi, labu Erlenmeyer atau cawan petri sewaktu akan mengambil dan menginokulasi mikroba. Pada prinsipnya, penggunaan oven untuk sterilisasi dilakukan dengan menggunakan udara panas untuk membunuh mikroba. Udara panas ini dihasilkan oleh sumber panas berupa api atau arus listrik yang memanaskan elemen pemanas. Oven digunakan untuk proses sterilisasi peralatan yang terbuat dari logam atau gelas tahan panas. Untuk bahan yang tidak tahan terhadap panas langsung, seperti media kaldu, media agar atau peralatan plastik, proses sterilisasi dilakukan dengan digunakan sterilisasi basah. Pada dasarnya, sterilisasi basah adalah proses sterilisasi dimana panas yang digunakan tidak langsung mengenai bahan atau perlatan secara langsung tetapi melalui media berupa uap air atau air. Sterilisasi basah dapat dilakukan menggunakan autoclave dan waterbath. Prinsip penggunaan autoclave relatif sederhana, dimana uap bertekanan tinggi diinjeksikan ke dalam chamber dimana peralatan akan disterilisasi. Suhu uap yang diinjeksikan mencapai 121 oC dan bertekanan tinggi (±15 psi). Suhu dan tekanan tinggi akan berperan dalam proses sterilisasi. Lamanya proses sterilisasi bervariasi, namun umumnya diinginkan cairan dipertahankan pada 121o C selama minimal 15 menit. Jika termasuk waktu untuk tahap pemanasan (heating) dan Pendinginan (cooling), total waktu proses sterilisasi berkisar 1-2 jam tergantung volume cairan yang disterilisasi. Penggunaan waterbath untuk proses sterilisasi memiliki prinsip yang sama dengan autoclave, namun berlangsung di bawah tekanan normal (±1 atm). Waterbath akan memanaskan air hingga mencapai suhu yang diinginkan. Selanjutnya air panas inilah yang akan berperan dalam proses sterilisasi. Untuk bahan cairan yang tidak tahan terhadap panas langsung maupun tidak langsung, proses sterilisasi dapat dilakukan mmenggunakan metode penyaringan. Bahan cair disaring menggunakan filter membran (membrane filter) berpori 0.22 atau 0.45 micro meter. Penggunaan metode penyaringan cocok untuk bahan cair yang memiliki volume kecil (1-2 liter) dan bahan kimia yang bisa rusak karena panas misalnya gula dan protein. faktor-faktor ataupun hal-hal yang mempengaruhi sterilisasi antara lain : 1. Materi penyusun alat/bahan yang disterilkan. media penyusun suatu alat akan mempengaruhi daya tahan alat tersebut. Ketahanan alat/bahan itulah yang mempengaruhi keefektifan suatu proses sterilisasi, apabila materi penyusun alat tsb tidak tahan panas maka sterilisasi tidak akan efektif. karena suhu sterilisasi tidak bisa tinggi. 2. Kondisi alat/bahan yang ingin disterilkan. apabila suatu alat digunakan untuk interaksi langsung dengan mikroorganisme pengotor, maka diperlukan waktu sterilisasi ekstra agar semua jasad-jasad renik yang ada pada alat mati. 3. ukuran wadah pensterilan. semakin besar wadah pensterilan maka akan semakin sulit menjamin semua permukaan terkena panas. sehingga kesterilanpun tidak bisa dijamin. 4. ketahanan tubuh mikroba. semakin ketahanan tubuh mikroba maka diperlukan perlakuan tambahan untuk mensterilkannya, misalnya peningkatan suhu, pengendalian PH, dll.(source:http://gandasitorus.multiply.com/journal/item/36) |
Kapasitor merupakan komponen elektronika yang berfungsi sebagai penyimpan muatan listrik selain itu kapasitor juga dapat digunakan sebagai penyaring frekuensi. Kapasitas kapasitor dalam kemampuannya menyimpan muatan listrik disebut Farad (F). Kapasitor memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran, tergantung dari kapasitas, tegangan kerja, dan lain sebagainya. Kapasitor terbagi dalam dua kelompok yaitu kapasitor yang memiliki kapasitas yang tetap dan kapasitor yang memiliki kapasitas yang dapat diubah-ubah atau dengan kata lain kapasitor variabel. Kapasitor NonpolarKapasitor nonpolar merupakan jenis kapasitor yang memiliki kapasitas yang tetap, kapasitor ini memiliki kapasitas yang tidak terlalu besar. Untuk menggambarkan sebuah kapasitor dalam sebuah gambar rangkaian elektronika, kapasitor nonpolar digambarkan dengan simbol seperti dibawah ini. Kapasitor jenis ini biasanya terbuat dari bahan kertas, mica, keramik, mylar dan lain sebagainya. Jenis bahan pembuat kapasitor memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Pada umumnya nilai kapasitas dari sebuah kapasitor nonpolar digambarkan dengan kode angka. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh berikut. Courtesy : www.wima.com Pada kode angka yang ditampilkan pada baris A untuk mengetahui berapa nilai kapasitas-nya adalah dengan melihat pada bagian Capacitance/Voltage yang terletak pada bagian depan, disana tertulis 0.01/100 yang artinya kapasitor ini memiliki kapasitas 0,01nF dan tegangan maksimum-nya adalah 100V. Sedangkan untuk nilai toleransi-nya diperlihatkan pada bagian belakang, disana tertulis angka 10 yang artinya 10%. Pada kode angka yang ditampilkan pada baris B, kode angka dibubuhkan pada bagian atas kapasitor. Pada bagian tersebut tertulis 1,0J63 yang berarti kapasitor tersebut memiliki kapasitas sebesar 1nF, tegangan maksimum-nya 63V, sedangkan toleransi-nya ditandai oleh huruf "J" yang mana pada keterangan gambar memiliki nilai 5%. Kedua contoh kode diatas nilai kapasitas kapasitor-nya selalu dalam nF (nano Farad). Selain dua contoh diatas ada satu lagi contoh pengkodean pada kapasitor, seperti berikut. Pada gambar diatas kode yang tertera adalah 101, angka pertama merupakan digit pertama, angka kedua merupakan digit kedua dan angka ketiga merupakan faktor pengali dalam satuan pF (pico Farad). Jadi nilai kapasitor tersebut adalah 10 x 101 = 100pF. Contoh lain; Jika kode yang tertera adalah 223 maka nilai kapasitas-nya adalah 22 x 103 = 22000pF = 22nF Kapasitor Polar atau Kapasitor ElektrolitSesuai dengan namanya kapasitor ini memiliki polaritas pada kedua kakinya yaitu polaritas positif (+) dan polaritas negatif (-). Kapasitor ini termasuk dalam kelompok kapasitor yang memiliki nilai kapasitas yang tetap dan memiliki nilai kapasitas yang besar. Pada rangkaian elektronika kapasitor elektrolit disimbolkan seperti gambar berikut. Untuk C1 merupakan simbol gaya Eropa (Europe Syle) dan C2 adalah simbol gaya Amerika (American Style). Untuk pemberian nilai kapasitas, pada kapasitor elektrolit ditulis secara langsung lengkap dengan satuan dan tegangan maksimum, serta simbol polaritas-nya. Perhatian : Ledakan dapat terjadi jika pemasangan polaritas-nya terbalik atau tegangan yang diberikan pada kapasitor ini melebihi tegangan maksimum-nya. Kaki yang memiliki polaritas negatif berdekatan dengan tanda garis vertikal pada bodi kapasitor, atau kaki yang berpolaritas positif memiliki ukuran yang lebih panjang daripada kaki yang berpolaritas negatif. Seperti terlihat pada gambar diatas. Kapasitor VariabelKapasitor variabel adalah kapasitor yang nilai kapasitas-nya dapat diubah-ubah sesuai keinginan. Oleh karena itu kapasitor ini di kelompokan ke dalam kapasitor yang memiliki nilai kapasitas yang tidak tetap. Simbol kapasitor variabel diperlihatkan seperti gambar sebelah kiri diatas. Seperti potensiometer kapasitor memiliki tuas untuk diputar atau biasa disebut rotor, dan bagian yang diam disebut stator. Kapasitor variabel dibuat dalam berbagai bentuk dan ukuran, nilai kapasitas-nya mulai dari beberapa pF hingga ratusan pF keatas. Kapasitor variabel biasa terdapat pada pesawat radio penerima, biasanya kapasitor variabel digunakan sebagai tuning untuk mencari frekuensi radio dari pemancar. Sumber Referensi
|
Pertama-tama yg harus dilakukan dalam pengisian freon adalah mengoperasikan ac split. jika tidak ada tekanan freon sama sekali, berarti sistem pendingin/ac split ada kebocoran. cari sampai ketemu dimana letak kebocorannya dengan kuas kecil yg diberi air sabun, bila tidak diperbaiki/dilas kebocorannya freon akan berkurang kembali walaupun telah diisi sampai ac split menjadi dingin kembali. bila ruang kebocorannya harus diperbaiki dengan cara mengelas dan pada sistem pendingin/ac split masih terdapat sisa freon, maka yg harus anda lakukan sebelum melakukan perbaikan/pengelasan adalah membuang sisa freon tersebut agar tidak membahayakan diri anda.
1. pasang selang warna biru pada pentil pengisian freon dan selang warna kuning pada tabung freon(posisi kran ditabung freon dlm keadaan terbuka penuh dan kedua kran pada manifold tertutup penuh). 2. buka penutup kran nepel ukuran 3/8 yg ada pada samping kanan kran nepel outdoor unit. 3. masukan kunci L pada kran nepel 3/8 dan putar kekanan(posisi klep nepel ditutup). 4. operasikan ac split dan tunggu sampai indoor unit mensupply listrik kebagian outdoor unit. 5. setelah outdoor unit beroperasi, lepaskan selang warna biru dari manifold, angin akan keluar dari ujung selang warna biru dan tunggu sampai angin tidak keluar lagi dari ujung selang warna biru. 6. setelah tidak ada angin yg keluar lagi dari ujung selang warna biru, pasang kembali ujung selang warna biru ke manifold lalu putar ke kiri kunci L yg berada pada kran nepel 3/8(posisi kran nepel terbuka penuh). 7. isi freon dengan memutar kran manifold warna biru kearah kiri sambil melihat jarum manifold untuk memastikan berapa freon yg sudah masuk kedalam sistem pendingin/ac split. buka kran manifold…….. sebentar…….. lalu tutup kembali, lakukan berulang-ulang dan lihat berapa freon yg sudah masuk pada jarum penunjuk yg ada dimanifold, sampai pipa instalasi ac yg berukuran 3/8 yg berada pada outdoor unit basah berembun atau evaporator yg ada pada indoor unit anda pegang, apabila dinginnya sudah merata berarti proses pengisian freon sudah cukup, tidak harus 75 psi. Selamat..mencoba… (source: http://iptech.wordpress.com/belajar-mengisi-freon-ac-split/) |